Menengok Crew Hercules Misi Kemanusiaan Bencana Palu


Foto: Muhammad Aminudin

Malang - Sehari pasca gempa dan tsunami melanda Palu, Sulawesi Tengah, pesawat C-130 Hercules milik Skadron 32 Lanud Abdulrachman Saleh menerima misi kemanusiaan mendukung penanganan pasca gempa.

Sampai hari ini, pesawat angkut buatan Amerika Serikat ini menjadi tulang punggung dalam penanganan bencana Palu dan sekitarnya. Mulai dari membawa personel, logistik dan bantuan sosial, sampai dengan pengungsi. Bagaimana perjuangan crew dalam menjalankan misi tersebut?.

Setiap kali berangkat, Hercules membawa 11 sampai 13 crew, mulai dari pilot, co-pilot, load master, juru mesin udara dan navigator. Pada Senin (29/9/2018) pagi, satu pesawat Hercules Skadron 32 terbang pertama dari Lanud Abdulrachman Saleh untuk membawa 83 personel Batalyon Kesehatan Divisi 2 Kostrad menuju Palu.

Ketika itu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri hanya bisa diakses pesawat TNI, karena kondisi landasan pacu rusak parah akibat gempa. Hari itu menandai pertama kali Hercules mendarat di Kota Palu pasca gempa bumi dan tsunami memperorak-porandakan kota.


"Selain operasi perang, kami juga memiliki tanggung jawab menjalankan misi kemanusiaan. Enam pesawat Hercules bersama crew dikerahkan untuk mendukung misi tersebut," ujar Mayor (penerbang) Fandi A Pulungan berbincang dengan detikcom di Skadron 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Jumat (5/10/2018).

Fandi juga Kasi Ops Skadron 32 merupakan salah satu pilot yang menerbangkan Hercules menuju Palu, Sulawesi, mengatakan, sesampainya mendarat di lokasi bencana (Palu), Hercules berfokus mengangkut para pengungsi, terutama ibu hamil, anak-anak, dan pasien membutuhkan penanganan medis, keluar dari Palu.

"Ketika sampai, kita mengangkut para pengungsi untuk keluar dari area bencana (Palu dan sekitarnya), yang kami prioritaskan lansia, anak-anak, ibu-ibu hamil dan pasien. Saat berangkat sesuai arahan satgas penanganan bencana membawa kebutuhan yang sangat diperlukan," ujarnya.

Fandi bersama semua crew Hercules yang ikut menjalankan misi kemanusiaan Palu dan sekitarnya bersyukur, selama operasi tak menemukan kendala yang berarti. Sehingga segala misi yang dijalankan baik mengangkut kebutuhan logistik, personel maupun pengungsi dapat berjalan dengan lancar.

"Untuk kendala, alhamdulillah tidak ada, hanya beberapa kendala kecil yang bisa kami atasi dengan seringnya menjalankan operasi dan latihan, kami dan crew bisa mengatasinya," beber Fandi.

Terakhir, Mayor Fandi bersama crew-nya membawa 73 pengungsi dari Palu dengan pesawat Hercules A-1336, Rabu (3/10/2018). Sebelumnya, mereka bertolak menuju Palu dengan membawa dukungan peralatan komunikasi untuk satgas penanganan bencana dari Lanud Abdulrachman Saleh.


Diakui, intensitas penerbangan meningkat pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami di Palu. Untuk mendukung kelancaran penanganan di wilayah bencana.

"Meningkat sekitar 30 persen untuk jam penerbangan, kami sesama crew selalu mengingatkan, agar tetap dalam kondisi prima, begitu juga dengan pesawat," tutur Fandi.

Skadron 32 yang memiliki dukungan pesawat Hercules C-130 senantiasa siap menjalankan misi kemanusiaan. Sebelum bencana Palu, Skadron 32 dengan Herculesnya juga membantu pengiriman logistik bagi korban bencana gempa bumi di Lombok.

Terkait gempa dan tsunami di Sulawesi, Trans Media membuka pintu donasi bagi pembaca yang ingin menyalurkan bantuan bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana ini. Salurkan bantuan Anda melalui rekening DOMPET AMAL TRANS MEDIA:

Bank Mega : 01.074.00.11.111.889
Mega syariah: 10.000.100.100.1004
BNI : 70.123.70.321
BCA: 375.0500.888
Mandiri : 127.0000.2.7777.0
BRI 034 10 100 1617 301

Komentar

Postingan populer dari blog ini